
Prodi IAT IIQ An Nur Jogja Hadiri Konferensi Internasional AIAT 2023
Ushuluddin – Perwakilan dari Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta Muhammad Saifullah menghadiri acara tahunan dan konferensi internasional Asosiasi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (AIAT) 2023 yang diselenggarakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Acara yang berhasil mendatangkan lebih dari delapan puluh (80) perwakilan dari semua Prodi IAT se-Indonesia ini akan digelar selama tiga hari, yakni 20 – 22 Juni 2023.
Menurut Ketua AIAT Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A. pertemuan ini diadakan untuk dua hal. Pertama untuk mendiskusikan isu kontemporer terkait Kitab Suci dalam kaitannya dengan perdamaian dan kemanusiaan. Kedua untuk memfasilitasi segenap anggota AIAT untuk membahas persoalan ke-prodi-an.
“Dalam konferensi ini, nanti para peneliti akan mendiskusikan seputar Kitab Suci dalam hubungannya dengan perdamaian, mengetahui dalam Al-Quran itu ada dua model ayat. Ayat-ayat perdamaian dan ayat-ayat peperangan,” ungkap Sahiron dalam Bahasa Inggris.
Hal senada disampaikan oleh Prof. dr. Frans Wijsen dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa Kitab Suci memainkan peran penting untuk mendorong pemeluknya agar bersikap toleran dengan pemeluk agama lainnya.
“Dengan begitu, yang perlu kita upayakan adalah bagaimana menjadikan KItab Suci agar bisa memfasilitasi kehidupan beragama yang toleran,” kata Frans.
Lebih jauh, Ahmad Rafiq, M.A., Ph.D. menambahkan bahwa pada dasarnya relasi masyarakat beragama dengan Kitab Sucinya tidak pernah satu arah. Dengan ungkapan lain, dengan cara yang khas, Kitab Suci juga berinteraksi dengan pemeluknya.
“Relasinya tidak pernah satu arah, tapi dua arah. Mereka yang melakukan penerimaan terhadap Al-Quran di titik tertentu juga mendapatkan sesuatu dari Al-Quran,” jelasnya dalam konferensi yang dipandu oleh Imas Lu’ul Jannah, M.A.
Pada hari pertama, konferensi ini dibagi ke dalam dua sesi. Hadir di sesi pertama Prof. Dr. H. Ahmad Baidowi, M.Si. dengan tema Dinamika Karya Tafsir Al-Quran di Pesantren; Dr. Yusuf Rahman, M.A. dengan tema Academic Qur’anic Studies; dan Najah Nadia Amran, Ph.D. dengan tema Living Scripture in the West.
Adapun di sesi kedua hadir Prof. Amina Wadud dengan diskursus gender dalam Islam dan Al-Quran; Prof. Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag dengan isu nusyuz dalam Al-Quran; dan Prof. Aksin Wijaya dengan “kritiknya” terhadap pergerakan feminis muslim dalam kaitannya dengan Al-Quran dan tafsirnya.
Acara ditutup dengan sesi paralel yang akan mendiskusikan seputar Kitab Suci dan kemanusiaan.